Minggu, 25 Maret 2012 | By: Adi W.B.A

PRAKTIK HIDROLISIS GARAM

Dalam entri baru ini saya akan memberikan contoh laporan kimia yang kedua, percobaan yang saya lakukan bersama teman - teman saya adalah mengenai Hidrolisis berikut laporannya

Tujuan : Untuk mengetahui sifat larutan garam yang terhidrolisis.

Teori : Pengertian Hidrolisis Garam

Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifatasam basa suatu garam dapat ditentukan kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut beraksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam beraksi dengan air ini disebut hidrolisis ( hidro yang berarti air dan lisis yang berarti peruraian ).

Ada Empat Jenis Garam, Yaitu;

1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat.

Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisi, sehingga larutan ini bersifat netral, Ph =7.

Contoh :

Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H+ dan Cl- . Maing-masing ion tidak beraksi dengan air, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :

KCl (aq) K+ (aq) + Cl- (aq)

K+ (aq) + H2O(l)

Cl- (aq) + H2O (l)

2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah.

Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH <7.

Contoh :
Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang terbentuk
dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH
3 . HCl akan terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl - sedangkan NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH 4 + dan OH - . Anion Cl - berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH 4 +berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.

NH 4 Cl (aq) NH 4 + (aq) + Cl - (aq)

Cl - (aq) + H 2 O (l)


NH 4 + (aq) + H 2 O (l) NH 3(aq) + H 3 O + (aq)

Reaksi hidrolisis dari amonium (NH 4 + ) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H 3 O + ) yang bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi ditulis:


BH + + H 2 O B + H 3 O +

3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat

Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).

Contoh :

Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3 COOH dan basa kuat NaOH. CH 3 COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan Na + . Anion CH 3 COO - berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.

CH 3 COONa (aq) CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l)
CH 3 COO - (aq) + H 2 O(l) CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)

Reaksi hidrolisis asetat (CH 3 COO )merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:

A - + H 2 O HA + OH

4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah

Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air.

Contoh

Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan terbentuk garam NH 4 CN. HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H + dan CN - sedangkan NH 3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa CN - dan kation asam NH4 + dapat terhidrolisis di dalam air.

NH 4 CN (aq) NH 4 + (aq) + CN - (aq)

NH 4 + (aq) + H 2 O NH 3(aq) + H 3 O (aq) +

CN - (aq) + H 2 O (e) HCN (aq) + OH - (aq)

Sedikit Catatan:

Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb)

- Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.

- Jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak dalam larutan bersifat asam.

- Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral.

Alat dan Bahan :

Cara Kerja :

1.
Larutan masing-masing disiapkan.

2.Setiap larutan diteteskan dalam lempeng tetes sekitar 10 tetes

3. Larutan diperiksa dengan mencelupan kertas saring merah dan biru

4. Perubahan warna yang terjadi diamati pada kertas lakmus.

Hasil Pengamatan :

Pertanyaan :

1. Garam manakah yang mengalami hidrolisis sebagian dan garam yang tidak terhidrolisis ?

Jawab :







2. Tuliskan reaksi garam yang mengalami hidrolisis !

Jawab :

Kesimpulan :

Untuk mengetahui sifat ( asam, basa, netral ) larutan pada garam yang terhidrolisis harus mengetahui komponen penyusun garam itu sendiri.

ya itu tadi laporan praktikum kami, semoga bermanfaat

1 komentar:

chemistry mengatakan...

Nice Report, do you make buffer report already? But i think the conclusion not answer the aim of this practic, can you make iti more perfect? Thanks

Posting Komentar